-

Salam

20 Desember 2010

berawal dari sms..


Ingin nulis di blog tentang perasaan saat ini tapi ga berani..takut banyak konfrontasi yang terjadi.. [hehehe..lebay banget ya..]
So,,masih disimpen aja ne perasaan..tapi Insyaallah akan segera menemukan jawabannya..
..Amiin..Ya Allah..
Tapi karena sudah ga tahan,,ujung-ujungnya berniat juga untuk menuliskan..hehehe..[yah ga papa lah..itung-itung persiapan diri juga]

Hampir sama ya dengan judul beberapa waktu yang lalu, yaitu masih berkutat dengan "sms". Karena sms ternyat bentuk komunikasi yang paling populer saat ini. [gaje..]

15 Desember 2010

Hari inilah hari yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama karena sebelumnya sudah ada jarkom dari Departemen Agribisnis IPB yang mengatakan bahwa bagi mahasiswa yang belum lulus segera menghadap ke departemen untuk bertemu dengan Ibu Dwi dan Ibu Yusalina.

JEEEGGGEEERRRR..

Waduh,,diundang dari Departemen,,pasti ada apa-apa ne [gelisah dalam hati..],,dan jarkom ini tidak hanya dari satu orang tapi dari 5 orang temen yang lain juga. Alhamdulillah masih banyak yang mengingatkan..

Setelah mendapat jarkom itu akhirnya kita sepakat (temen2 yang diundang) untuk rajin ke perpus. Akhirnya kita hampir tiap hari ke perpus dengan berbagai kegiatan disana. Pokoknya jadi semakin rajin. (Tersangkanya ada Aku, Emi, Agista, Evi M)

Penantian yang kita tunggu-tunggu kemarin akhirnya terjadi juga..
Kita sudah siap dengan persiapan mental, hati dan fisik untuk menghadapi itu semua. Dan persiapannya itu tidak singkat harus satu hari sebelumnya. [pokoknya lebay banget deh..nyadar juga..]

Tapi ternyata semua yang dibayangkan sama anak-anak yang diundang untuk datang tidak terjadi juga. Kita malah sharing dengan Ibu Dwi dan curhat-curhat. Dan outputnya adalah sebuah motivasi bagi kita. Wuihh pokoknya seneng banget deh..

Setelah pulang dari dari departemen, aku dengan Emi memutuskan untuk main ke kosan temen. Tapi ternyata temen yang kita kunjungi g ada di kosannya. Akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke kosan saja untuk sholat Ashar.

Namun pada waktu kita jalan kaki dari Badoneng menuju Bara tiba-tiba ada yang getar di saku rok.

Rrrrrr..Rrrrrr..Rrrrr

Aku ambil HP dari saku dan langsung melihat ke layar HP. Di layar terdapat tulisan Ibu,,artinya ada pesan singkat dari Ibu. Deg..deg..deg.. hati berdegup kencang. Ada apa ini??
Isi dari sms itu adalah ..

“Aslm. ..........mbak gimana?? Kalau ditawari nikah, siap belum? Mbak dah harus minta sama Allah suami yang sholih! Qurota’ayun.”

Aku harus memastikan sms itu sampai 3x dan akhirnya baru tersadar pertanyaan itu ditujukan kepadaku.

JEEEEGGGGEEEERRR.. sambaran halilintar semakin besar menerpaku..Gludak..gludak..

Perasaan yang berkecamuk ga bisa digambarkan lagi. Dalam hati bertanya “Ada apa ini, kok bisa-bisanya Ibu sms seperti itu?”

Haduuuhh..kenapa pertanyaan ini disampaikan pada saat yang tidak tepat. Tapi memang se,,sebenarnya dalam minggu itu aku ingin menyampaikan hal yang serupa ke Ibu. Karena memang memerlukan sebuah persiapan juga dari pihak keluarga.

Pertanyaan yang berkecamuk terus menghantuiku..Aku segera SMS Ibu lagi namun tidak ada balasan. Menunggu..menunggu..krik..krik..krik..

Sambil menunggu Aku dan Emi saling berdiskusi mengenai hal serupa. Intinya kita saling menguatkan dan akan melalui proses ke jenjang lebih lanjut dengan proses yang benar. Karena ternyata banyak temen yang tidak melakukan sesuai dengan proses yang syar’i dan beberapa tausiyah-tausiyah yang kita dapat dari beberapa buku kita paparkan juga. Diskusi yang berbobot.

Masih proses menunggu, akhirnya saya memutuskan untuk menelepon Ibu ba’da maghrib.

Tuuut..tuuuut..tuuut..

“Assalamu’alaikum” jawab suara di seberang sana.
“Wa’alaikumsalam” jawabku.
“Ibu, langsung saja ya,,Ibu kenapa tiba-tiba sms seperti itu?” tanyaku.
“Enggak ada apa-apa kok mbak,,” jawab Ibu dengan nada seperti ingin tertawa mendengar suaraku seperti bingung dan campur aduk.
“Ibuuuuu,,hayoo ada apa? G mungkin kan tiba-tiba sms seperti itu tanpa ada asal-muasal. Tapi sebenarnya se, aku juga ingin menyampaikan hal yang sama di minggu ini tapi ternyata Ibu udah mulai duluan.”
Akhirnya Ibu nyerah juga dengan desakanku yang sudah cukup lama.
“Iya,,iya,,sebenarnya ada Ikhwan yang sekarang kuliah S2 di Arab.”
“Haaaahhh,,bener tuh kan,,pasti ada apa-apa. Ibu kok bisa se?? Itu darimana asalnya?” desakku.
Ibu menjawab “Ibu dapat dari Ustadz Syaifuddin”
“Haaaahhh”, aku bener-bener terkejut mendengarnya. Dari Ustadz Syaifuddin?? (dalam hati senang juga akhirnya Ibu juga sudah satu visi dan misi dengan diriku..)
“Ibu,,mau tanya dulu, Bu, apakah Ustadz Syaifudin tau Ibu punya anak perempuan?”
“Enggak juga se,,tenang saja ini masih dalam tahap ta’aruf”, jawab Ibu dengan santainya
“Ibu, seandainya aku melalui proses nya di Bogor bagaimana??”, tanyaku.
“Yaudah, g papa,,tapi perlu diingat bahwa jangan sampai lupa berdo’a untuk diberikan yang terbaik ya..”, pesan Ibu kepadaku.
“Insyaallah,,karena kita tidak tau siapa yang memang pantas dengan kita,,karena semua itu sudah ditentukan oleh Allah. Yauda Ibu,,mungkin itu saja,,matur nuwun atas nasehatnya. Salam buat keluarga di rumah ya Bu..Assalamu’alaikum”, kataku sambil mengakhiri berbincangan telepon ini.
“Wa’alaikumsalam”, jawab Ibu di sebarang sana juga lalu mematikan teleponnya.

Lega akhirnya sudah mengutarakan apa yang ingin disampaikan. Dan akhirnya terjawab sudah apa yang yang emnjadi pertanyaan saat itu.

Alhamdulillah..

Hehehe..afwan ya jika sedikit GAJEBO
..
[Lega juga sudah cerita,,walau sebenarnya sudah cerita ke banyak orang juga..tapi keinginan untuk menulis masih ada,,jadi akhirnya tercapai juga nulisnya..]

Yuks memperbaiki diri..

5 komentar:

  1. nulis kayak gini butuh perjuangan lho..penguatan hati,,[lebay ya,,]

    BalasHapus
  2. masing-masing mempunyai keinginan tapi Allah yang menentukan mengenai jodoh, rezeki, mati..
    So,,harus sudah mulai berdo'a ya saudari2ku..
    Semoga diberikan yang terbaik..

    BalasHapus