-

Salam

18 April 2011

kejadian 17 April

Akhirnya aku memutuskan untuk menulisnya...

Ahad pagi yang ditunggu-tunggu karena aku akan menghadiri acara milad PKS ke-13 di Gelora Bung Karno. Dengan semangat di pagi hari kulangkahkan kaki ini dengan kokoh menuju Darmaga Hijau tempat berkumpulnya rombongan kampus. Agak merasa tidak enak karena tidak membantu di pemberangkatan kampus. Hiks..hiks.. (dalam hati ada ganjalan pribadi). Tapi insyaAllah ada teman-teman yang sigap untuk mengkoordinir ini semua. Aku memutuskan untuk ikut bis rombongan Darmaga bareng dengan teman satu geng. Dan mengajak mb lia dan unie can juga. Wuihh,,seru pokoknya.

Setiap ada kegiatan PKS baik itu munasoroh atau milad kita pasti mempunyai cerita yang seru dan tak terlupakan. Nah, kejadian ini terjadi saat kita keluar dari GBK dan menunggu rombogan bis semua lengkap. Karena terlalu lama menunggu akhirnya aku memutuskan untuk duduk di dekat unie can yang sepertinya masih melamun memikirkan sesuatu. Terus ada seseorang yang duduk di sampingku, tapi aku g tau siapa? (masih dalam keadaan cuek). Ketiga orang ini duduk dan disibukkan dengan pikirannya masing-masing tanpa mengucapkan kata sedikitpun. Akhirnya kita dikejutkan dengan kehadiran seorang Bapak yang meminta tolong agar kita bersedia untuk memberikan ucapan selamat milad PKS. Sontak terkejut karena awalnya masih melamun tiba-tiba saja ada yang bertanya. Lalu aku menanyakan ke unie tentang kesediaan dan ternyata beliau menolak. Dan ketika aku menoleh ke samping kananku yang membuat aku terkejut ternyata yang disampingku adalah mb lia dan beliau juga menolak. (Merasa aneh karena kita pernah melakukan hal konyol saat munasoroh tahun lalu juga).

Ada beberapa pertanyaan tentang kejadian itu :

Pertama, Apa yang membuat kita menolak mengucapkan selamat milad PKS??
Yang terdapat pada pikiran kita bertiga adalah kita g mau terkenal karena bapak itu membawa dua orang rekan lagi yang menenteng perlengkapan untuk foto. (Wuiihhhh,,bayangkan setelah dibangunkan dari lamunan tiba-tiba ada yang mau minta foto kita,,kontan kita menolak. Kalau yang dalam pikiranku adalah nanti pasti foto kita bertiga akan dipasang gedhe banget, dan tentu saja kita akan jadi terkenal kayak Briptu Norman.haghaghag..pikiran konyol sekali)

Kedua, Apa yang membuat bapak itu memilih kita untuk mengucapkan selamat milad?
Untuk jawaban ini aku juga belum menemukan. Apa tampang kita aneh? Atau kita dilihat seperti orang aneh? (masih penasaran).

Kejadian selanjutnya, ini terjadi pada waktu malam hari. Kegiatan hari ini membuat tiba-tiba saja aku merasa lemas dan stress (g tau kenapa ne..). Sedikit ngobrol-ngobrol ringan mewarnai kosan, menceritakan tentang pengalaman di GBK. Selepas sholat maghrib aku dan riza memutuskan untuk makan di Bumbu Wangi sebagai penghilang kesuntukan kita berdua. Kenapa bersama riza? Karena kita yang merasa bener-bener suntuk, badan lemes, dan berencana mau mencharge pikiran agar bisa on di malam hari mengerjakan tugas-tugas. Dengan perasaan sedikit terpaksa atau apa? (g bisa dituliskan..) kita menuju Bumbu Wangi. Sesampainya di sana kita memilih tempat yang nyaman deket kolam suapaya terdengar suara air yang mengalir sebagai penghilang kepenatan di kepala. Setelah itu kita memesan makanan dan minuman. Okelah, kita menunggu pesanan makanan datang. Alhasil kita menunggu pesanan datang sampai air minum kita tinggal setengah gelas. Krik..krik..gleg.. sudah 40 menit kita menunggu dan dua kali mengingatkan pesanan ke mas dan mbak yang ada di sana. Sampai-sampai orang yang datang belakangan sudah selesai makan. Coba bayangkan?? Kalau kita main game dinner dush pasti sudah kehilangan point gara-gara membuat konsumen angry.

Alhamdulillah, akhirnya makanan itu datang juga. Dengan lahapnya riza menghabiskan makanan itu. Sambil menunggu makanan itu dicerna, kita ngobrol-ngobrol santai sambil mendengarkan live music. Karena kita berdua adalah tipe pengamat, pasti apapun yang aneh dimata kita atau ditelinga kita pasti kita jadi komentator handal. Salah satunya adalah saat penyanyi itu mengatakan “Bumbu Wangi” dan dijawab dengan “Ajip Bumbunya”. Awalnya se, kita tidak terlalu memperhatikan tapi ternyata setelah berulang-ulang ada yang membuat kita berkomentar karena yang menjawab itu hanya tiga orang saja dan yang paling keras jawabannya adalah suara mbak-mbak yang ada di kasir. Sontak kita langsung menoleh dan secara bersamaan mengucapkan kata ‘gleg’. Haghaghag..bener-bener aneh banget.

Setelah merasa makanan sudah dicerna oleh lambung, kita memutuskan untuk pulang. Saat jalan tiba-tiba ada orang yang lewat (wah,,gawat harus menghindar ne). Akhirnya aku memutuskan untuk menyebarang jalan supaya tidak berpapasan dengan oranng tersebut. (lebay banget deh..). Tiba-tiba muncul ide daripada nyeberang jalan dan keliatan menghindari lebih baik aku mampir untuk membeli sesuatu dulu di warung. Dengan cara ini pasti tidak disangka kita menghindari berpapasan. (ide yang cerdas..).

Kita berdua jalan menuju sebuah warung karena ada yang titip dibelikan jus jambu. Atas saran riza kita beli di sebuah warung. “Mbak, ada jus jambu??” tanyaku ke mbak yang jualan. “Ada teh, mau dibungkus atau diminum disini?” jawab mbaknya. “ Beli satu aja dan dibungkus ya mbak” pintaku. Dengan cepat dibuatlah jus jambu itu. Pertama-tama diambil lah buah jambu yang ada di mangkuk. Kita berdua melihat dengan seksama. Oke, jambu sebesar seperempat buah dipotong-potong dan dimasukkan dalam blender, dalam hati pasti ditambahin lagi kalau tidak,,aaaappppaaa?? (teriak dalam hati, hello itu jus jambu atau marimas??). Sambil menahan tertawa melihat kenyataan seperti itu. PET. Tiba-tiba lampu padam. Dalam hati aku terus berharap agar lampu g nyala lagi jadi ada kesempatan untuk membatalkan pesanan karena jambu dan langsung kabur. Tapi ternyata hanya dengan ‘klik’ lampu kembali lagi menyala. Riza kembali berkomentar yang semakin membuatku panas dingin yaitu “mas-mas mana bisa disaring, lha wong biji jambunya udah hancur saking sedikitnya”. Dengan tampang lunglai aku tidak mau membayar ke kasir dan meminta riza untuk membayarkannya. Karena sudah tidak tahan melihat kenyataan bahwa itu bukan ‘jus jambu’ tapi ‘air rasa jambu’.

Supaya tidak mengecewakan yang memesan jus jambu akhirnya aku memutuskan untuk beli jus jambu lagi di tempat yang lain. Sepanjang jalan aku tidak bisa menahan ketawa karena kejadian barusan. Haghaghag..bener-bener konyol. Saat beli di warung lain aku mengatakan “Nah, ini yang dinamakan jus jambu”. Karena tidak hanya seperempat buah tapi hampir setengah lebih buah jambunya. Dan riza pun nyeletuk “Nah, kalo ini pantas saja disaring”. (Hmmmm,,sambil menahan ketawa). Dengan senang gembira aku membayar jus itu tapi ada yang membuatku shock, harganya lebih murah seribu. Huuuuuuaaaaa,,appaaaaa???. Kembali lunglai, tapi untung tidak sampai ngegerek kaleng (kata-kata anak kosan jika ada yang merasa putus asa, he).

(hsss, haaahh,,menarik nafas lega)
Setelah berhasil menuliskan kejadian konyol ini.
Pikirkan sendiri ya ibrohnya apa?? Dan jangan mengikuti langkah kita. Karena ini bener-bener konyol. Kejadian 17 April yang mengesankan.

3 komentar: