-

Salam

19 Januari 2012

Surat untuk Ibu..



Ini cerita dari Ibu di rumah. Tiba-tiba saja hp bergetar, dan muncul lah nama Ibu di layar hp. Ternyata Ibu mengirimkan sebuah sms kepadaku. Langsung saja aku buka sms itu.

"Ass. mbak anak2 ngaji bikin surat buat ibu=umi... Umi adalah guru ngajiku Umi suka menjelaskan arti Al Qur'an dan umi baik sekali, aku sayang Umi.. Aku ingin surga aku ingin baca Al Qur'an, Aku ingin surga.."

Tak kuasa menahan rasa haru,, semua bercampur menjadi satu. Kenapa bisa begini ya? padahal bukan aku yang mendapat surat itu, tapi yang mendapat surat itu adalah Ibu.Aku merasa sedih bercampur bahagia mendapat sms itu. Entah, kenapa?? Sms itu selalu membuatku berlinang air mata jika membaca ulang kalimat di sms itu.

Ini berawal dari kegiatan di rumah. Awalnya di sekitar rumahku tidak ada yang mengadakan pengajian untuk anak-anak. Sehingga Ibu mencoba menginisiasi untuk mengundang guru ngaji ke rumah. Tapi ternyata, semakin lama semakin banyak pula anak-anak kecil yang ikut mengaji di rumah. Keputusan untuk membuat TPA kecil di dekat rumah akhirnya terwujud. Alhamdulillah..semoga Allah memberkahi kegiatan ini. Dengan guru ngaji yang seadanya, karena memang jarang ada yang mau menjadi guru ngaji. TPA ini berjalan, sedikit terseok-seok dengan tidak adanya guru TPA yang memadai.

Ada salah satu guru ngaji yang membuat aku kagum. Perjuangan beliau untuk mengajar di TPA kecil ini patut diacungi jempol. Beliau harus menempuh perjalanan panjang kira-kira 5km setiap harinya untuk mengisi pengajian TPA ini. Subhanallah..
Namun, beliau tidak bisa berlama-lama mengajar TPA karena kegiatan yang begitu sibuknya. Akhirnya, beliau meninggalkan TPA kecil ini. Sedih juga melihat kondisi ini. Anak-anak yang mengaji sudah mulai banyak sekitar ada 30 an orang tapi pengajarnya tidak ada.

Melihat kondisi ini, rasa sedih pun muncul. Aku berusaha mencari guru pengganti namun tak kudapatkan juga. Ibu melihat kondisi ini akhirnya memutuskan untuk turun tangan juga. Dengan kesibukan Ibu yang super padat dari pagi sampai sore, beliau memberikan waktu sore harinya untuk mengajar di TPA ini. Karena ada sebuah amanah besar yang harus diemban yaitu kewajiban untuk mendidik anak-anak untuk menjadi pribadi yang sholeh, yang mempunyai aqidah yang kokoh. Tapi apa daya, aku belum bisa membantu perjuangan Ibu di rumah. Ingin rasanya berjuang bersama Ibu di rumah untuk berkontribusi kepada masyarakat dengan kegiatan TPA ini.

Ibu,, SEMANGAT!!

Kata-kata ini yang bisa aku sampaikan ketika Ibu menelepon ketika menceritakan keadaan TPA. Saat ini aku tidak bisa berkata apa-apa. Dalam hati selalu timbul pertanyaan, apa yang bisa aku perbuat?? Merasa belum ada apa-apanya.

Ibu adalah seorang Murobbi yang paling aku kagumi
My mother is my inspiration

"Ya Allah,, jadikanlah kami orang-orang yang selalu dapat berbuat kebaikan di setiap langkah selama hidup ini."
Perjalanan dakwah memang membutuhkan pengorbanan, maka kokohkanlah kaki-kaki kami Ya Allah. Istiqomahkanlah perjuangan-perjuangan ini.

Catatan sore,,
Muhasabah diri
(menulis sambil berlinang air mata)
Setiap orang pasti mempunyai cerita yang menginspirasi dari seorang Ibu. Jadi,segera tuliskanlah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar