-

Salam

11 Mei 2011

fenomena ikhwah..




"....,sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."
(QS An Nur : 26)

Fenomena dari bahasa Yunani; phainomenon, "apa yang terlihat", dalam bahasa Indonesia bisa berarti gejala, fakta, kenyataan, kejadian. Ada beberapa hal yang terjadi saat ini sehingga disebut dengan fenomena. Berawal dari pembahasan mengenai fenomena ikhwah saat ini di LQ-an pekanan saya. Pembahasan yang panjang dan yang dinanti-nanti sejak lama (oleh kita-kita). Fenomena yang dimaksud adalah tentang pernikahan ikhwah. Subhanallah..mitsaqon gholidzo..
Fenomena ini sebelumnya dibahas diantara kita-kita saja tanpa sebelumnya kita mendengarkan dari my beloved MR. Pembahasan ini sudah lama sejak ada beberapa peristiwa yang terjadi di beberapa teman saya. Akhirnya tiap kumpul bareng formasi c*****, kita berusaha mengingatkan satu dengan yang lain mengenai tentang pernikahan yang syar'i. Ada kisah yang menginspirasi kita semua yaitu beberapa bentuk pernikahan yang terjadi dalam sebuah keluarga salah satu saudari kami. Ternyata berdasarkan kisah keluarga kakaknya kita menyimpulkan, pernikahan yang diridhoi adalah pernikahan yang dalam proses menuju pernikahannya terkandung makna da'awy. Subhanallah..

Beberapa hari yang lalu ada beberapa status di FB yang mengangkat mengenai tentang proses pernikahan :
Status :
1. Teringat kisah seorang akhwat beberapa tahun yang lalu, yang menolak dengan tegas cv ikhwan yang agak mengarah langsung ke dirinya,padahal sebenarnya tidak.. *subhanallah,betapa beliau menjaga dirinya dalam memulai proses berkeluarga
2. Pilihlah cara sesuai syariah dalam menentukan pasangan, yakinlah atas ketentuan Allah akan jodoh qt, hindarilah perasaan halus menyelinap yang belum saatnya.. *ekspresi sedih liat fenomena virus merah jambu di kalangan ikhwah
3. wahai ikhwah: mmg tdk ada salahny memilih calon pasanganny sndiri (sesuai dg bebet, bibit, n bobot yg diharapkan) hanya sj alangkah lebih baik jika melalui proses yg benar dan melibatkan murabbi (sbg guru, ortu idiologis, n kawan sperjuangan), niscaya akan smakin terasa nikmat berukhuwah n berjama'ahnya.. #prihatin bnyk ikhwah yg mau nikah tapi jalur cepat, trus lapor ke MR-ny cuma tinggal kasih tanggal ajah..hufts#
4. Banyak orang tidak siap untuk berubah...mungkin karena begitu menikmati gaya lama meskipun salah...atau dirasa lebih aman dan menguntungkan??? Padahal jik a berubah maka balasan itu jauh lebih baik dari yang kita bayangkan.

Pada waktu LQ pekan lalu, akhirnya kita menemukan sebuah jawaban yang 'ini lho yang kita nanti-nanti penjelasannya selama ini'. Dengan muka serius kami mendengarkan apa yang disampaikan oleh MR. Saat itu, tidak ada yang berani bercanda ataupun tertawa karena kita semua langsung termenung, terbawa dalam pikiran kita masing-masing. Dalam pembahasan itu disebutkan bahwa lebih baik kita kembali kepada asholah dan dakwah. Ada beberapa bentuk proses pernikahan :
1. Proses pernikahan melalui orang tua --> syar'i
2. Proses pernikahan melalui jalur MR (istisyaroh ailiyah) --> syar'i dan da'awy (recomended)
Why number two?? because, ini yang paling baik diantara yang lain. Karena proses kedua ini berdasarkan pertimbangan dakwah. Semoga ini menjadi hal yang terbaik bagi keluarga ikhwah.
Namun banyak yang tidak siap dengan hal ini. Setelah ditelusuri jika proses menuju pernikahan yang dilakukan secara langsung biasanya berawal dari kedekatan kita dengan seseorang yang sudah lama dikenal. Tapi tidak berdasarkan pertimbangan da'awy. So, kita harus selalu menjaga hati kita.

Jagalah hati jangan kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya illahi*
(lirik 'Jagalah Hati')

Sungguh ternyata dalam jama'ah ini sangat memperhatikan mengenai hal membentuk keluarga dakwah. Alhamdulillah, kami dipertemukan dengan orang-orang yang selalu berusaha menegakkan hal syar'i yang syarat akan makna da'awy ini. Walau kadang dinilai kolot, jadul atau apa,,tapi InsyaAllah Allah meridhoi proses yang baik. Dalam proses ini kita harus dituntut sebuah keikhlasan menikah karena Allah swt. Karena menikah adalah mengenapkan setengah dien, jadi harus dimulai dengan niat yang ikhlas dan proses yang baik.

Semoga ini menjadikan kita semakin memperbaiki diri. Waallahu'alam bi showab.

nb: silahkan untuk mengambil ibrohnya,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar