-

Salam

29 November 2010

...

Bingung....harus memulai dari mana..banyak yang harus dikerjakan dan itu semua dalam batas injury time..
ada yang mau beri masukan??

7 November 2010

5 November 2010

Quwwatul Maal, Suatu Keniscayaan bukan Kenegasian

“ Sesungguhnya Ruhul Qudus, Jibril, membisikkan dalam benakku bahwa suatu jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rizqinya. Karena itu hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharian kalian. Apabila datangnya rizqi itu terlambat, janganlah kalian memburunya dengan jalan berma’shiat kepada Allah. Sungguh, apa-apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya.”

(HR. Al Bazzar dan Al Hakim)


SIAPA TAKUT JATUH KAYA?

”Wahai ’Amr, sebaik-baik harta, adalah yang ada di tangan orang shalih…”

(HR. Bukhari dan Muslim).

Ya, siapa takut jatuh kaya? Para sahabat Rasulullah meneladankan, bahwa yang boleh takut jatuh kaya hanyalah pejabat publik yang mengurus masalah-maslah umat. Kaum muslimin secara umum, telah diberi keleluasaan oleh Allah. Alkisah, ketika menjabat sebagai amirul Mukminin, Ali Ibn Abi Thalib ra menanggalkan semua hal pantas pakai yang semula dimilikinya. Ia termiskin di bawah pemerintahannya. Inilah kezuhudan dunia yang pada tempatnya ketika dunia menghampirinya, bukan salah penafsiran seperti kita, zuhud karena ketinggalan dunia.

Tersebut, ada salah seorang sahabatnya yang berprofesi sebagai niagawan kaya mengikuti langkahnya. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian kasar. Terompahnya dijahit kasar dan pada sorbannya ada beberapa tambalan. Ketuika Ali ra bertemu dengannya, dia ditanya, ” Mengapa engkau ini? Ada apa denganmu?”

”Saya meneladani kehidupanmu yang zuhud, wahai Amirul Mukminin!” Ali Ibn Abi Thalib menunjukkan wajah tak suka, namun penuh kasih sayang, ia menasihati sahabatnya, ” Bukan begini Ya Akhii…Adalah kewajiban bagi mereka yang memegang amanah umat untuk melaksankanya. Adalah kewajiban bagi mereka yang memegang amanah umat untuk memperhatikan dan merasakan apa yang dialami oleh umat yang berada dalam tanggungjawabnya. Maka, aku memakai pakaian sebagaimana yang dipakai oleh orang-orang miskin di kalangan kaum muslimin. Aku ke Pasar, berbelanja dan membawanya sendiri dengan tanganku. Jika tidak, jika pengemban amanah bermwah-mewah, itu akan sangat menyakitkan bagi umat. Sedangkan engkau memperoleh kekayaanmu dengan berniaga. Jika engkau telah menunaikan haknya (zakat), maka harta itu adalah karunia Allah Bagimu. Pergunakanlah untuk kebaikan!”. Dari cerita tersebut kita bisa melihat bahwa selayaknya seorang kader da’wah menempatkan paradigma zuhud pada tempat dan porsinya.

Semangat ber-quwatul maal merupakan sisi lain dari citra seorang muslim yang memiliki semangat jihad. Panggilan untuk itu, dihayatinya dengan rasa penuh tanggung jawab sebagai pembuktian ayat Al-Quran yang telah menggoreskan kalamnya yang sangat motivatif, sebagaimana firman-Nya : ”Setiap umat ada kiblatnya (sendiri), maka hendaklah kamu sekalian berlomba-lomba (dalam kebaikan) di mana saja kamu berada sudah dipastikan Allah akan mengumpulkan kamu semuanya…” (Al-Baqarah : 148).



SELANJUTNYA, MENGALIH BENTUK KEKAYAAN : Dari materi ke kualitas diri dan da’wah

Ingatkah akan sebuah doa yang dinisbatkan kepad Abu bakar ash-Shidiq ra, sahabat Rasulullah yang paling utama. Doa itu berbunyi : ”Ya Allah jadikan dunia di tanganku, dan jadikan akhirat di hatiku”. Penggal pertama doa ini ternyata mengajari kita banyak hal. Tangan bermakna pengelolaan. Abu Bakar tidak ingin dunia masuk ke dalam hatinya. Ia ingin dunia ada dalam genggamannya, dalam kuasanya dan dalam pengelolaannya. Ia tahu, kekayaan yang ditimbun, sebanyak apapaun tak pernah memuliakan pemiliknya. Seseorang, hanya akan mulia dengan kualitas dirinya, baik di hadapan Allah maupun di hadapan mnausia.

Membandingkan dua hal diatas akan memudahkan kita mendapatkan pemahaman. Pengelolaan harta sebanyak apapun ketika berada di tangan seorang mukmin yang shaleh akan membawa banyak kemashlahatan bagi umat. Coba renungkan, siapa lagi yang akan mendanai dana da’wah yang sedemikian besar? Menyantuni fakir miskin, anak terlantar? Membangun sekolah Islam yang bonafid? Mensuplai gizi, memberikan pendidikan yang jauh lebih layak bagi anak-anak kita yang nota bene calon generasi mujahid? dan sebagainya dan sebagainya. Sudah bukan saatnya kita berpikir marginal agar kita tidak menjadi umat yang termarginalkan hanya karena sebuah persepsi yang keliru mengenai harta. Relakah kita, ketika semua itu jatuh ke tangan Yahudi, Nasrani dan orang-orang Munafiq?

Sejenak kita lihat ketika Rasulullah mengalihkan bentuk kekayaannya untuk kualitas da’wahnya. Kendaraan beliau, misalnya. AL-QASHWA, unta putih beliau adalah unta ynag tangkas, berkuaitas tinggi, gesit, kecepatannya mengagumkan dan sangat sehat. DULDUL, keledai beliau hadiah dari Muqaiqus, sangat kuat dan kukuh jalannya. Bahkan berumur panjang hingga masa kepemimpinan Mu’awiyah ra. Kuda beliau juga adalah yang tertangkas, tergesit dan tercepat. Pedang komandonya : DZUL LUJJAIN, jangan ragukan kualitas logamnya, ketajaman tempaannya dan kehalusan pembuatannya. Bahkan ada yang menyebutkan beberapa kilogram emas diperlukan untuk membuat suatu lapisan komando. Ini adalah bagian yang sangat berkilat jika ditempa sinar mentari untuk memberi kode dan aba-aba kepada pasukan di kejauhan. Apa ini sesuatu yang murah? Sama sekali tidak!!!

Ada pasti yang akan menyimpulkan, kalau begitu soal fasilitas yang memudahkan ibadah dan jihad kita harus pilih yang terbaik. Sebagai contoh di masa kini, jika kebutuhan da’wah menghajatkan silaturahim dan komunikasi yang intens dan detail, tak mengapa memilih handphone yang berfitur canggih. Jika komputer adalah hajat penting bagi da’wah kita, memilih yang terbaik juga jadi tuntutan. Begitu juga mobil, sebagai simbol mobilitas kader dan da’wahnya, memiliki kendaraan yang berkualitas tinggi adalah suatu tuntutan pula. Jika rumah kita akan dijadikan tempat berda’wah yang memerlukan banyak fasilitas, maka…

Quwatul Maal yang dikombinasikan dengan aqidah yang selamat, ibadah yang shahih. akhlaq yang terpuji, pemikiran yang briliant kreatif dan dinamis, jasad yang kuat, tentunya akan mengahsilkan suatu daya yang besar. Daya yang sanggup untuk meledakkan potensi dan kemampuan umat guna mencapai kemenangan da’wah Islam, wallahu’alam bishawab.

Feb 13th, 2009 by admin
Oleh : Tina Marsiyam, S.Pt
diambil dari pks-tuban.co.cc

do'a

Ya Allah,,jadikanlah dunia di tanganku dan akhirat di hatiku..

Ya Allah,,aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari tekanan hutang, dan kesewenang-wenangan orang.

Ya Allah, sehatkanlah badanku; Ya Allah, sehatkanlah pendengaranku; Ya Allah, sehatkanlah penglihatanku.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran; Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur. Tiada Tuhan kecuali Engkau.

3 November 2010

Mutiara Kehidupan Para Sahabat: Ali Bin Abi Thalib; Sosok Komandan Perang Pertama Yang Berilmu Tinggi



Dialah sahabat yang mulia Ali bin Abi Thalib –semoga Allah meridloinya- keponakan –anak dari paman- Rasulullah saw, dan bapaknya bernama Abu Thalib Abdu Manaf bin Abdul Mutthalub, sedangkan ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim –semoga Allah meridloinya-.
Beliau dilahirkan 10 tahun sebelum kenabian, dia anak paling kecil dari saudara-saudaranya, dan dididik di rumah Nabi saw, dan saat wahyu diturunkan kepada Rasulullah saw, beliau mengajaknya untuk beriman kepada Allah yang Maha Esa, maka segera beliau menerima da’wah tersebut dan memeluk agama Allah (Islam), sehingga beliau dinggap sebagai orang pertama yang masuk Islam dari golongan anak-anak.
Saat bapaknya melihatnya sholat bersama Rasulullah saw, dia berkata kepadanya : “Wahai anakku, agama apakah yang engkau anut ini ?” Ali berkata : “Wahai Abi, saya beriman kepada Allah, dan percaya dengan apa yang dibawa oleh Muhammad, saya shalat bersamanya dan mengikutinya”. Bapaknya berkata : “ketahuilah, bahwa dia (Nabi) tidak akan mengajak kamu kecuali dalam kebaikan, maka ikutilah dia”.
Rasulullah saw sangat mencintai Ali dan selalu memujinya, pernah beliau bersabda kepadanya : “Enkau adalah bagian dariku, dan Aku adalah bagian darimu”. (Al-Bukhari)
Dan beliau juga pernah bersabda : “Tidak ada yang mencintaimu kecuali orang yang beriman, dan tidak ada yang memusuhimu kecuali orang munafik”. (Muslim)
Saat Rasulullah saw akan melakukan hijrah ke Madinah, beliau memerintahkan kepada Ali bin Abi Thalib untuk tidur diatas dipannya, dan disaat malam mulai gelap sekelompok kafir Mekkah melakukan pengepungan dimana setiap orang diantara mereka menggenggam pedang yang menghunus tajam, mereka berdiri di depan pintu rumah Rasulullah saw menunggu keluar untuk menunaikan sholat fajar agar mereka dapat memenggalnya sekaligus, namun Allah SWT telah memberitahukan konspirasi tersebut dan menyuruhnya untuk keluar dari hadapan mereka. Lalu Nabipun keluar dari rumahnya sedangkan Allah SWT telah membutakan penglihatan orang-orang musyrik, dan nabi menaburkan debu diatas kepala mereka sambil membacakan firman Allah SWT :
“Dan kami jadikan penghalang dihadapan mereka dan dibelakang mereka, dan kami butakan mereka hingga mereka tidak dapat melihat”. (QS. Yasin : 9)
Kemudian saat matahari mulai terbit; orang-orang musyrik baru sadar lalu masuk rumah Nabi sambil menghunuskan pedang mereka untuk membunuh orang yang sedang tidur, namun mereka tidak menemukan Rasulullah saw disana kecuali anak paman beliau, Ali bin Abi Thalib, yang segera bangkit dari tidurnya sambil berhadapan dengan mereka dengan gagah berani.
Setelah Rasulullah saw hijrah ke Madinah, Ali tinggal di Mekkah selama beberapa saat guna menunaikan titipan yang diwasiatkan kepadanya seperti yang telah diperintahkan oleh Rasulullah saw. Dan setelah Ali hijrah ke Madinah Rasulullah saw telah mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshor, lalu beliau berkata kepadanya : “wahai Rasulullah, engkau telah mempersaudarakan antara para sahabatmu, tapi saya belum engkau persaudarakan dengan siapapun ? lalu beliau bersabda kepadanya : “Engkau adalah saudaraku di dunia dan di Akhirat”. (ibnu Abdil Bar)
Rasulullah saw juga telah memberikan kabar gembira kepadanya dengan surga, beliau adalah salah seorang calon penghuni surga yang tidak akan dihisab lebih dahulu.
Sebagaimana Rasulullah saw juga telah mengawinkan beliau dari salah seorang putrinya, Fatimah, sedangkan Ali memberikan mahar dengan uang dari harga baju besi yang dihadiahkan Rasulullah saw kepadanya, lalu beliau menjualnya dan memberikan uangnya kepada wanita yang paling mulia di dunia dan kembangnya Rasulullah saw.
Ali menjalani hidupnya bersama istrinya dengan aman, tentram dan penuh kasih sayang, dan beliau dikaruniai anak kembar Hasan dan Husain.
Suatu hari Rasulullah saw pergi ke rumah Ali namun beliau tidak menemui Ali disana, lalu beliau bertanya kepada istrinya : “Dimana anak pamanmu berada ?” Fatimah menjawab : “Di masjid” lalu Rasulullah saw pun pergi kesana, dan beliau mendapati bajunya terjatuh dari pundaknya dan terkena debu, lalu beliaupun membersihkannya, dan berkata : “Duduklah wahai pemuka debu… duduklah wahai pemuka debu”. (Al-Bukhari)
Ali juga mengikuti seluruh peperangan, baliau terkenal dengan keberanian dan kepahlawanannya, dan pada saat terjadi perang khaibar, Nabi saw bersabda : “Besok saya akan memberikan bendera kepada seseorang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya (atau dia berkata : orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya), semoga Allah membukakan tangannya (memberkahinya)”. (Al-Bukhari)
Lalu para sahabatpun berharap mendapatkan apa yang telah Raslulullah saw sabdakan menjadi pemegang bendera, lalu setelah hari menjelang pagi, Nabi bertanya keadaan Ali, dikatakan kepadanya : “Sesungguhnya mata beliau sedang sakit wahai Rasulullah”. Nabi bersabda : “Utuslah salah seorang dari kalian kepadanya dan datangkanlah dia kepadaku”.
Setelah beliau menghadap Rasulullah saw, beliau membasuh matanya dan mendoakannya, maka setelah itu menjadi sembuh seakan tidak pernah mengalami sakit apapun, kemudian Ali berkata kepadanya : “Wahai Rasulullah, saya akan memerangi mereka sampai menjadi seperti kami. Nabi bersabda : “Lakukanlah dengan mengutus delegasi hingga bisa mengetahui keadaan mereka, kemudian serukanlah kepada mereka akan Islam, dan kabarkanlah tentang kewajiban dari hak Allah di dalamnya, demi Allah, jika seorang diantara mereka mendapatkan hidayah melaluimu lebih baik bagimu dari unta merah” (Al-Bukhari) kemudian Allah memberikan kemenangan melalui tangannya.
Setelah Allah menurunkan ayat : “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-besihnya”. (QS. Al-Ahzab : 33), Rasulullah saw berdo’a untuk Fatimah, Ali, Hasan dan Husain –semoga Allah meridloi mereka- saat berada di rumah sayyidah Ummu Salmah, dan bersabda : “Ya Allah sesungguhnya mereka adalah ahlul bait saya maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya”. (Ibnu Abdil bar)
Ali banyak menguasai ilmu pengetahun, saat Sayyidah Aisyah ditanya tentang sesuatu dia menjawab : “Tanyakanlah kepada Ali. Sebagaimana Umar juga berkata demikian. Sedangkan Ali pernah berkata : “Tanyakanlah kepada saya , demi Allah tidak ada pertanyaan yang kalian tanyakan kepada saya kecuali akan saya kabarkan kepada kalian, tanyakanlah kepada saya tentang Al-Qur an, karena demi Allah tidak satu ayatpun yang turun kecuali saya mengetahui waktu malam atau siang turun ayat tersebut, di daratan ataupun dipegunungan.
Abu Bakar dan Umar dalam kekholifahan setelah wafatnya Rasulullah saw mengetahui dan menyadari akan kelebihan Ali, sedangkan Umar pernah memilihnya sebagai kandidat dari enam orang yang dicalonkan sebagai khalifah, dan saat Utsman syahid Ali dipilih menjadi khalifah setelahnya.
Setelah imam Ali menjabat sebagai khalifah pusat pemerintahan dipindahkan dari Madinah ke Iraq, beliau sangat perhatian terhadap urusan umatnya, berjalan mengitari pasar dengan ditemani tongkatnya, dan selalu menyeru manusia untuk taat kepada Allah, jujur, baik dalam berniaga, memenuhi timbangan dan neraca.
Sebagaimana beliau juga selalu membagi harta yang masuk ke baitul mal diantara kaum muslimin. Dan sebelum wafatnya beliau memerintahkan untuk membagikan seluruh harta, kemudian setelah itu menyuruhnya untuk membersihkan baitul mal, lalu berdiri untuk sholat dengan harapan hal tersebut menjadi saksi dihari kiamat.
Beliau sangat tekun beribadah, selalu melakukan qiyamul lail dan memanjangkan sholatnya, dan beliau berkata : “Apa urusan saya dengan dunia, wahai dunia yang menyimpangkanku dari selainku”.
Suatu hari ada dua wanita datang menghadap imam Ali untuk menanyakan sesuatu, salah seorang berasal dari kalangan arab terhormat sedangkan yang lainnya dari golongan budak, lalu beliau memerintahkan kepada keduanya untuk memecahkan makanan dan membagi uang 40 dirham, lalu budak wanita mengambil pemberian yang diberikan lalu pergi, kemudian dia berkata : wahai Amirul Mu’minin, engkau memberikan seperti yang telah saya berikan kepada wanita budak itu, padahal saya adalah wanita arab yang terhormat sedangkan dia adalah budak ? lalu imam Ali berkata : sesungguhnya saya pernah melihat dalam Al-Qur an dan saya tidak pernah menemukan keutamaan antara anak ismail dengan anak Ishak.
Diakhir kekhhalafahan Imam Ali fitnah telah menyebar luas hingga kegaduhan terjadi dimana-mana bahkan meluas ke negeri-negeri Islam, lalu keluar tiga orang pemuda dari khawarij dan bersepakat membunuh orang yang menjadi penyebab berkembangnya fitnah, mereka menyangka Ali, Mu’awiyah dan Amru bin Al-‘Ash, adapun Mu’wiyah dan Amru selamat dari pembunuhan, sedangkan Ali seorang Fasik yang bernama Abdul Rahman bin Muljam telah menunggunya saat selesai dari sholat fajar dan manikamnya hingga mengenai kepalanya hingga merenggut nyawanya, hal ini terjadi pada tahun 40 H, sedang umur beliau saat itu 65 tahun.
Beliau dikebumikan di Kufah setelah berjalan kekhalifahan Islam selama 5 tahun kurang 4 bulan, beliau meriwayatkan hadits Rasulullah saw sebanyak 400 hadits, semoga Allah meridloinya dan dia ridlo kepada Allah.

www.al-ikhwan.net

2 November 2010

breakfast vs dinner



Berbeda dengan kondisi di rumah dengan kondisi di kampus. Di rumah hal yang wajib dilakukan bersama adalah sarapan di pagi hari itu harus dilakukan oleh semua warga yang ada di rumah. Bedanya dengan di kampus makan pagi (sarapan) jarang-jarang bisa dilakukan.[maklum keburu-buru masuk kuliah, atau cuma makan gorengan saja di pagi hari (meratapi nasib sendiri), dsb]. Pada pagi hari di rumah,,mengawali hari dengan sharing bersama, nasehat dari Ibu pasti senantiasa menjadi semangat untuk menjalani hari dengan baik. Pagi hari jika di rumah adalah masa-masa yang sangat dinanti-nanti,,karena hanya pagi hari kita bisa kumpul bersama walau sebenarnya malam menjadi favorit keluarga untuk berkumpul.

Tapi ada beberapa yang ingin saya sharingkan di sini..
Hampir tiap malam dalam beberapa hari ini selalu makan malam dengan saudari-saudariku tercinta. Tapi uniknya,,tiap malam itu pula makan malamnya dengan orang yang berbeda-beda. Seperti orang yang terkenal aja,,banyak relasinya.[hehehe..] Tapi sebenarnya bukan hanya sekedar makan malam saja tapi di sana berbagi cerita yang menandakan kedekatan ukhuwah kita. Bukan hanya berbagi kisah sedih, gembira, tapi juga berdiskusi untuk masa depan dan beberapa yang harus kita lakukan dalam waktu dekat.

Oh,,sungguh makan malam bersama orang-orang dicintai itu benar-benar menyenangkan..

Apa lebih baik dijadikan hobi saja?? [Hualah..padahal jarang2 punya duit,,tapi mana tau ada yang mau ntraktir,,jadi enak deh]

-Kapan-kapan kita makan malam lagi yuks-

1 November 2010

my dream


Bromo,,g tau kenapa hanya Bromo yang terlintas dalam pikiran ini sejak SMA..Bromo yang terkenal dengan lautan pasirnya..Awalnya tau karena film "Pasir Berbisik" yang main Dian Sastro..

Bromo oh Bromo..

Kapan ya saya bisa mencapai puncak Bromo?? merasakan dinginnya udara Bromo yang sejuk..

Kepingin ke Bromo tapi harus menunggu sampai waktu yang tepat..

Karena ternyata banyak juga yang harus dipersiapkan. Backpackeran ke sana menjadi impian saya dan beberapa teman saya. Yang dikenal sebagai 3 chipmunk.

Dan ternyata setelah nyari2 di Facebook ternyata banyak juga yang kepingin ke Bromo..Tapi, bagi kita dalam waktu dekat ini sepertinya tidak mungkin,,karena harus memenuhi syarat dulu yaitu harus ada yang punya mahrom dulu..Baru deh,,setelah itu kita bisa backpackeran,,karena rawan juga jika hanya kita2 aja yang berangkat..

Tinggal menunggu waktu itu tiba,,
Temen2 kita reunian di puncak Bromo ya..

-Di kosan WA pada pagi hari yang sedikit mendung-